Selasa, 27 Oktober 2009
Perjalanan kecil di Kwaringan
Tak akan ada pesan dari luar
yang dapat masuk ke hp mu
Dengarkan dengan matamu
Dari sudut lain
24 oktober 2009
Pagi ini ku langkahkan kaki mungil dekil ini
Berharap tuk dapatkan sesuatu yang lebih
Sekarang aku rasakan kaki ini letih
Setelah sampai pada tugu batas wilayah,
Mungkin lebih sedikit.
Balik
Sampai pada gang masjid kwaringan
Baru ku tahu itu adalah batas antar rt.
Sebelah utara rt.12 dan sebaliknya urutannya
Inginku menyucikan lumurku
Ada 3 bapak,
Kata sesuatu..
Tak ku hiraukan
Kang, jangan masuk! ndak pakai sandal!
Ku dengar dari salah seorang yang ketika itu mencuci motornya di pinggir sungai
Tatkala aku mencoba membuka trali serambi masjid
Subhaanallaah..
Di sungai saja kalau mau cuci kaki..
Aku ikut.
Setelah bersuci, aku ikut dalam gaduhnya dunia 3 orang itu
Pencuci bertindak sebagai pusat
Kendaraannya ber plat E, dari indramayu, cirebon
Sungguh luar biasa sambutan warga sidomulyo
Aku langkahkan kaki ini sesuai petunjuk pencuci
Setelah lewat jembatan
Ada jalan timur, lurus ikuti sampai semangu
Benar
Sekali lagi aku buktikan,
Sasir di Sidomulyo
Sekarang hari jumat, 23 oktober 2009
Hari ini aku mengalami berbagai hal yang sangat menarik.
Alhamdulillaah..
Tahukah kau apa itu sasir?
Untuk orang desa tapi yang selalu tak tau beberapa hal, aku sangat terkejut dengan hal itu.
Kejadian ini terjadi ketika pagi hari tadi aku melihat kamar mandi di rumah pak Saeran, rumah aku tinggal saat kkn unnes di desa sidomulyo.
Aku sangat bersemangat, Allah memberikan semangat yang luar biasa untuk aku bisa belajar menjadi lebih baik. Memang sekarang aku masih kuliah, ya. Kuliah kerja nyata. Di desa ini, aku sangat merasa banyak hal aku bisa belajar dengan nyenyak. Belajar tentang semua hal yang sangat penting, yang tentunya itu tak
Kembali ke materi tadi.
Mulanya aku bertanya kepada mbak nur, seringnya aku mendengar ia dipanggil beng..
Ya mungkin panggilan kerennya. Aku bertanya tolong mbak aku diajari bagaimana caranya menguras kolah..
Dengan penuh kesabaran ia mengajariku. Langsung ia tunjuk sasir yang disimpan di atas batas kamar mandi. Sasir mbak? Apa itu? Ia mengambil 3 sendok makan dan menuangkan ke ember hitam berukuran sedang. Semula tak percaya dengan apa yang dia lakukan. Apa mungkin dengan cairan seperti ini, dengan hanya 3 sendok makan bisa menghilangkan porselen yang sangat membandel itu? Ibu Rin, suami pak guru Saeran menguatkan aku dengan perkataan beliau, iya mas, digosok-gosokkan gitu, nanti bisa hilang sendiri.
Aku coba dengan tingkat keyakinan mendekati nol. Aku gosokkan dan aku gosokkan ke kerak yang begitu dahsyat membandel. Aku sapu hingga setiap penjuru keramik. Hasilnya, benar. Kerak itu tak mempan.
Kemudian aku keluar, dan melihat porselen cleaner bermerek. Aku ambil itu, ternyata tinggal sedikit. Aku coba tuang ke tutupnya lalu aku siramkan ke keramik yang penuh dengan berjuta kuman yang menghinggapinya. Setiap yang dilewati cairan itu, memang langsung hilang, bersih, tanpa bekas tapi hanya yang dilewati saja. Padahal yang tidak dilewati porstex itu lebih banyak, jauh lebih luas. Aku kembali sejenak istirahat. Keluar dari kamar mandi. Ambil minum beberapa teguk. Bernapas dengan lebih lega. Bincang bincang dengan keluarga yang ada di situ.
Selang beberapa detik kemudian, kembali aku mencoba dengan lebih serius. Ku ulangi lagi, bismillaahirrohmaanirrohiim. Aku masuk ke kolah nya, tempat airnya. Memang cukup luas untuk bisa aku masuki dan leluasa di dalamnya dengan berjuta makhluk di sekelilingku. Dengan berbekal gombalan pel dan amplas air yang begitu halus, aku mulai menggosok lagi, menggosok lagi.
Dan ternyata benar. Sekarang aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Hebat! Hanya dengan 3 sendok makan sasir, terlihat porselen2 yang mengerak itu pun menghilang perlahan. Subhaanallaah.. kuncinya adalah sabar dan pantang menyerah.
Pelajaran berharga hari ini, sasir bentuknya seperti mes, pupuk. Sangat ampuh dalam hal basmi membasmi kerak porselen kamar mandi. Dapat dibeli di toko besi ataupun bangunan.