Sabtu, 08 Februari 2025

Semoga Allah menjaga para penghafal Alquran

Bismillahirrahmanirrahim. Assalaamu'alaikum wa rahmatullaah wa barakaatuh.

Sahabat, aku begitu kagum dengan cara masyarakat desa yang menjaga hafalan Alqurannya. Sederhana memang, namun justru itu salah satu yang mengundang Allah menjaganya, lahir batinnya, tidak hanya dunia, insyaAllah di akhirat pun mereka akan Allah jaga.

Sima'an, mereka menyebutnya. Kalau di Ruhul Jadid, atau pesantren lain mungkin tasmi' namanya. Satu orang membaca Alquran dengan hafalannya, beberapa orang lainnya menyimak dengan melihat Alquran.  Kalau satu orang hafidz/hafidzah saja yang sima'an, insyaAllah setidaknya ba'da Ashar selesai khatam 30 juz. Tapi jika ada dua hafidz/hafidzah, maka siang jam satuan bisa selesai. Melalui pengeras suara di musholla atau masjid dilaksanakannya sima'an tadi, suasana desa menjadi hidup dengan cahaya Alquran. Syi'ar Islam mudah menjangkau hati-hati yang masih bersih dan menerimanya dengan tulus. MasyaAllah tabarakallah..

Cara yang halus sebenarnya, diajarkan oleh Mbah mbah kita dulu, dan dirawat begitu baik oleh masyarakat desa hingga sekarang. Selain sima'an, ada takhtiman. Bedanya, semua orang mendapatkan bagian membaca Alquran, ya benar, membaca dengan melihat Alquran masing-masing. Kalau yang ini, 30 juz bisa lebih cepat selesainya. Ada yang mendapatkan 1 juz, ada yang kuat dua juz, dan sebagainya.

Tradisi ini sangat baik, saya kira. Bersama-sama menjaga syiar Islam. Mereka yang tidak begitu menginginkan dunia. Mereka menikmati beribadah. Menikmati bersama-sama mengajak kepada Rahmat Allah. Tidak menutup kemungkinan, merekalah wali-wali Allah di muka bumi ini. Barakallahu fi him.