Aku ingat dulu waktu naik kereta biasanya di kereta membeli lontong dan gorengan. Aku anggap sama saja, roti dan cokelat. Tidak terlalu mahal dan awet, selain itu juga mengenyangkan. Tapi ingat, makannya selalu memakai tangan kanan ya.. biasanya kan kalau kita megang dua jenis makanan, misalnya lontong dan gorengan, kita pegang lontong di sebelah kanan dan gorengan di sebelah kiri. Lalu makan bergantian kiri dan kanan. Makan lontong dulu dengan tangan kanan, kemudian dilanjut lauknya, gorengan di sebelah kiri. Wah, itu ndak baik banget. Walaupun ada dua makanan, tetap saja kita nyontoh apa yang Nabi Muhammad Saw. Anjurkan, makan dengan tangan kanan. Terus gimana caranya coba? Ya bisa saja, dengan gantian. Tangan kanan megang roti, tangan kiri megang cokelatnya. Setelah makan roti tawarnya, gantian roti tawarnya dipegang tangan kiri, njur cokelatnya dioper ke tangan kanan, baru deh dimakan dengan tangan kanan. Gitu algoritmanya.. ah ribet! Terserah, mau dapet pahala karena nyontoh Nabi atau malah dapat dosa? Tuh kan, dari hal yang sebenarnya boleh-boleh saja seperti makan itu bisa jadi pahala, tapi bisa juga jadi dosa.
Bismillaahi
tawakkaltu ‘alallaah
Laa
haula walaa quwwata illaa billaah
Aku berangkat
dari kelapa dua, gading serpong menuju halte bis Kebon Nanas. Tidak lama
menunggu, sekitar jam enam kurang seperempat, bis ARIMBI datang dengan
senyumnya yang mengembang. Aku membayar lima puluh ribu rupiah untuk
sampai ke terminal Leuwi Panjang.
Bisnya enak kok, executive, tempat duduknya longgar, ada AC nya, di belakang juga ada smoking areanya. Nah, karena tadi pagi belum sarapan, aku makan deh roti dan cokelatnya. Enak lho..
Bisnya enak kok, executive, tempat duduknya longgar, ada AC nya, di belakang juga ada smoking areanya. Nah, karena tadi pagi belum sarapan, aku makan deh roti dan cokelatnya. Enak lho..
Beruntung
ada Ibu dosen Fakultas Kedokteran UNPAD yang duduk disampingku. Bersama Beliau sampai
di terminal Leuwi Panjang aku naik Damri jurusan Dago – Leuwi Panjang. Cuma dua
ribu rupiah lho.. itu sebanding dengan jaraknya yang lumayan jauh juga.
Setelah sampai di jalan Dipati Ukur, Unpad, aku ganti mobil angkot hijau jurusan Ciroyom – Cicaheum.
Sampai di jalan PH. Hasan Mustofa, tepatnya di depan STIE EKUITAS, aku membayar dengan tiga ribu rupiah.
Untuk informasi saja, Abang angkotnya itu agak bingung pas aku bertanya, “ini melewati kopertis ga bang?” “koperdis?” “Jalan PH Hasan Mustofa..” “Oh, iya ini lewat jalan Hasan Mustofa”. Pas sampai di depan bangunan yang tulisannya di atas genteng besar sekali, STIE EKUITAS, baru abangnya bilang, “Ini dek jalan Hasan Mustofa, sampai STIE..” dari situ kayaknya abangnya lebih mengenal STIE daripada kopertis deh.. apa karena kopertisnya sudah pindah di Jatinangor ya? Katanya yang di situ hanya diperbantukan saja. Alhamdulillah sampai di kopertis dengan selamat, kira-kira jam sepuluhan. Artinya perjalanan Tangerang Bandung itu sekitar empat jam. Bertemu pak Yuri, dan membicarakan beberapa hal.
Setelah sampai di jalan Dipati Ukur, Unpad, aku ganti mobil angkot hijau jurusan Ciroyom – Cicaheum.
Sampai di jalan PH. Hasan Mustofa, tepatnya di depan STIE EKUITAS, aku membayar dengan tiga ribu rupiah.
Untuk informasi saja, Abang angkotnya itu agak bingung pas aku bertanya, “ini melewati kopertis ga bang?” “koperdis?” “Jalan PH Hasan Mustofa..” “Oh, iya ini lewat jalan Hasan Mustofa”. Pas sampai di depan bangunan yang tulisannya di atas genteng besar sekali, STIE EKUITAS, baru abangnya bilang, “Ini dek jalan Hasan Mustofa, sampai STIE..” dari situ kayaknya abangnya lebih mengenal STIE daripada kopertis deh.. apa karena kopertisnya sudah pindah di Jatinangor ya? Katanya yang di situ hanya diperbantukan saja. Alhamdulillah sampai di kopertis dengan selamat, kira-kira jam sepuluhan. Artinya perjalanan Tangerang Bandung itu sekitar empat jam. Bertemu pak Yuri, dan membicarakan beberapa hal.
Selesai
dari sana, aku kembali dengan metode runut balik. Aku telusuri jejak-jejak pagi
yang menjelang siang. Aku pun sholat dzuhur di atas ARIMBI yang melaju kencang.
Sampai di Tangerang baru bisa sholat ashar dengan nyaman. Alhamdulillah..
Sampai di Tangerang baru bisa sholat ashar dengan nyaman. Alhamdulillah..
Ya. Bisa
dirangkum jadi seperti ini.
1.
Naik ARIMBI dari Kebon
Nanas sampai terminal Leuwi Panjang lima puluh ribu rupiah
2.
Naik DAMRI jurusan Leuwi
Panjang – Dago dua ribu rupiah
3.
Naik angkot Cicaheum –
Ciroyom, turun di depan STIE EKUITAS tiga ribu rupiah
Jadi
kalau pulang pergi Cuma dengan seratus sepuluh ribu rupiah.
Ure wellcome masbro..
BalasHapusmakasiii banyak, terus kalo pulang dari leuwi panjang mau ke tangerang nunggunya dimana arimbinya ?
BalasHapusDi terminal leuwi panjang nya mas/mbak..
HapusSamasamaa..
:D